Sebagai seorang suami, kita sering kali mengalami masalah sepele (tapi tidak bisa disepelekan) dalam rumah tangga. Meskipun sepele, seorang laki-laki yang merupakan imam (baca: kepala keluarga) harus tetap bisa bersikap tegas. Nah, posting kali ini adalah tentang pengalaman pribadi Diza sebagai seorang suami yang masih belajar dan terus belajar agar bisa menjadi suami yang baik... Sharing pribadi nih ceritanya.. :)
Sering kali Diza mengalami masalah ini. Seorang istri menuntut kepada suami ini itu, dalam hal ini materi untuk menunjang gaya hidupnya (istri). Menurut Diza, ini adalah hal lumrah dan sering kali bisa di temui dalam setiap rumah tangga. Seserorang pernah bilang padaku, "
wanita itu besar nafsu, sedangkan pria besar syahwat". Ungkapan ini bisa benar, bisa tidak. Tergantung kita sebagai laki-laki yang menilainya.
Mari kita bahas sedikit tentang ungkapan diatas. "
Wanita itu besar nafsu". Untuk mengartikan ungkapan ini, jangan berpikiran kotor dulu :). Kita harus tahu, apa pengertian nafsu secara harfiah. Dalam kamus bahasa Indonesia,
nafsu berarti:
keinginan, kecendrungan, dorongan jiwa yang kuat untuk melakukan perbuatan entah itu perbuatan yang baik maupun perbuatan yang buruk. Dari arti kata ini, dapat kita hubungkan dengan beberapa wanita yang cenderung memiliki keinginan (nafsu) untuk memiliki materi untuk pemenuhan gaya hidupnya.
Dalam berbagai kasus, wanita sering tampak begitu kolaps saat memasuki Mall, Distro, atau tempat-tempat belanja lainnya. Selalu ada saja hal yang wanita ingin beli. Padahal dari rumah tak ada sedikitpun niat untuk membelinya. Jadi inget kisah Kosasih dalam
Film Cinta Brontosaurus yang sering kali tidak bisa menolak keinginan istrinya untuk beli ini itu.. hehehe :) Pernahkah Anda menjumpai hal seperti ini? Inilah salah satu bagian dari Nafsu yang wanita miliki. Jadi, ungkapan diatas dapat kita artikan, "Wanita itu besar NAFSU" = "Wanita itu besar KEINGINNANYA". Makanya wanita itu sering kali minta ini itu karena mereka memiliki KEINGINAN yang besar terhadap sesuatu dalam berbagai hal, bisa materi atau non-materi.
Nah, disini peranan dan sikap seorang suami sangat menentukan. Suami harus bisa ambil sikap tegas. Jangan sampai keinginan memiliki ini itu sang istri membuat rumah penuh sesak dengan barang yang memang tidak begitu diperlukan. Dalam mengambil sikap, dalam hal ini menentukan apa yang perlu dan tidak perlu di beli, suami harus mengerti prioritas. Karena tanpa prioritas, kita akan kesulitan menentukan apakah yang diminta istri memang termasuk dalam skala prioritas yang telah direncanakan. Suami juga harus mampu berpikir panjang, perhatikan juga budget (dana) yang dimiliki dalam keluarga. Jangan sampai setelah kita menuruti untuk membeli apa yang istri inginkan, gaji suami tidak mencukupi sampai akhir bulan. Haduh, bahaya kan? Bisa-bisa keluarga kita akan banyak utang...
Naudzubillah...
Pengalaman pribadi saat membelikan istri
gadget . Dirumah, istri sudah memberikan gambaran bagaimana gadget yang di inginkan beserta merknya. Sebagai seorang suami, tentu Diza menampung apa yang istri inginkan dan menyeimbangkan dengan
budget (dana) yang ada. Sedikit searching di internet bersama istri untuk membuat gambaran kasar dan perkiraan harga gadget dengan merk yang diinginkan. Hal ini Diza lakukan agar kita (suami-istri) sama-sama enak. Tidak berat sebelah dan sesuai rencana.
Sesuai kesepakatan, Diza beserta istri pergi ke toko gadget. Sesuai rencana, saya menanyakan produk yang telah kami sepakati. Namun, setelah melihat sekeliling dan mendengar promosi dari penjaga toko, tiba-tiba saja istriku berubah pemikiran dan ingin membeli gadget terbaru yang lebih canggih. Dengan cara yang halus, Diza menarik istri dari hadapan penjaga toko yang makin gencar promosi saat melihat istriku yang nampak begitu tertarik. Di sisi lain toko, Diza kembali merunding istri tentang apa yang ia minginkan. Dengan berbagai penjelasan yang mudah dipahami, istriku pun akhirnya mengerti dan kembali ke toko dengan membeli gadget yang telah disepakati.
Dari sinilah peran suami untuk bisa menjadi seorang yang bisa mengarahkan istri. Jangan hanya menuruti nafsu istri yang belum tentu baik untuk kondisi rumah tangga kedepanya. Harus ada pemikiran jangka panjang dan terarah. Seorang suami harus mengerti dan kukuh dalam menghadapi keinginan istri yang kadang berlebihan. Lihat kondisi dan situasi sertta seberapa pentingkan yang diinginkan Istri...
Kalau tidak dituruti dan istri bilang "Kalau gak dibeliin, berarti Mas gak sayang aku..". kalimat "rengekan" istri pun harus bisa ditelaah lagi. Sang suami juga harus bisa menjelaskan kondisi yang ada. Sangat butuhkan apa yang diinginkan istri. Kalau bulan ini belum bisa dibeli, mungkin bulan depan. Jelaskan sesuai kondisi yang ada dan bisa dimengerti istri. Tapi ingat, jangan banyak mengobral janji. Kalau ditagih dan tidak bisa memenuhi janji, kepercayaan terhadap suami bisa berkurang loohh... Tambahan: Kalau setelah dijelaskan sesuai keadaan namun istri tidak juga mengerti, berarti istri yang gak sayang suami. hehehe.., :) Bagaimanapun dalam rumah tangga harus ada saling pengertian...
Intinya, suami harus bisa mengarahkan istri, membuat skala prioritas kebutuhan, dan menjelaskan dengan halus agar istri bisa mengerti keadaan yang ada. Be a wise husband.
Catatan..
Posting ini
tidak untuk memojokkan keinginan Istri untuk beli ini itu. Posting ini hanya sharing pengalaman pribadi dan jika bermanfaat, ambil sisi positifnya. Seorang istri juga perlu dimanjakan, tapi juga harus lihat keadaan. So, untuk para wanita/istri mengertilah kondisi suami dan jadilah istri yang bisa mengatur kebutuhan dan menahan KEINGINAN PRIBADI. Ingatlah, rumah tangga itu milik berdua jadi harus mementingkan KEPENTINGAN BERSAMA.
Tidak hanya Suami yang harus bisa membuat skala prioritas, Istri pun wajib BISA.