...tagline film ini benar-benar mencerminkan apa yang sebenarnya ada pada film ini, "6 cerita, 7 sutradara, 1 jeritan", karena memang hanya ada satu film yang pantas mendapatkan "jeritan" yaitu, Dara. Walaupun dari cerita juga tidak bisa dibillang orisinil, setidaknya film pendek besutan Mo Brothers ini tampil jauh lebih baik dari lima cerita lainnya. Dengan sinematografi dan set yang luar biasa, ditambah dengan dukungan akting meyakinkan dari Shareefa Daanish yang sangat pantas menjadi sosok Dara, membuat film ini pantas dijuluki "save the best for the last". Karena memang selain tampil terbaik, film ini juga tampil terakhir dari 6 segmen yang ada ...
Synopsis :
TAKUT - Faces of Fear
6 Cerita, 7 Sutradara, 1 Jeritan
Seperti tidak mau ketinggalan dengan negara Asia lain, yang sudah membuat sebuah horor antologi seperti Three dan 4bia, yang bisa terbilang mendapatkan sambutan hangat dari para penontonnya. Indonesia pun memiliki Takut: Faces of Fear, yang juga merupakan sebuah kompilasi horor dari 6 cerita hasil karya 7 sutadara ternama seperti Rako Prijanto, Riri Riza, Ray Nayoan, Robby Ertanto, Raditya Sidharta, dan The Mo Brothers (Kimo Stamboel & Timothy Tjahjanto). Sudah tentu kehadiran nama-nama sineas terkenal negeri ini menarik banyak kalangan untuk menyaksikan film ini, hal itu terbukti dengan membeludaknya penonton yang menyaksikan film produksi Komodo film ini pada INAFF tahun 2008 lalu.
Namun sayang Takut ternyata tampil jauh di bawah standar dan ekspektasi Kita. Bisa dibilang film yang juga bertaburan banyak bintang ternama ini sangat mengecewakan. Apalagi hampir semua film merupakan plagiat secara menyeluruh, tanpa adanya usaha untuk membuat film ini terasa "berbeda". Memang bisa dibilang susah untuk membuat sebuah cerita orisinil, apalagi jika yang dibuat adalah sebuah film horor, namun setidaknya para sutrdara ternama ini seharusnya mampu memberikan ciri khas tersendiri, sehingga tidak terlalu terkesan "mencontek".
Menurut Kita, tagline film ini benar-benar mencerminkan apa yang sebenarnya ada pada film ini, "“6 cerita, 7 sutradara, 1 jeritan”, karena memang hanya ada satu film yang pantas mendapatkan “jeritan” yaitu, Dara. Walaupun dari cerita juga tidak bisa dibillang orisinil, setidaknya film pendek besutan Mo Brothers ini tampil jauh lebih baik dari lima cerita lainnya. Dengan sinematografi dan set yang luar biasa, ditambah dengan dukungan akting meyakinkan dari Shareefa Daanish yang sangat pantas menjadi sosok Dara, membuat film ini pantas dijuluki “save the best for the last”. Karena memang selain tampil terbaik, film ini juga tampil terakhir dari 6 segmen yang ada
Bagimana dengan film-film lainnya? Akan Kita review satu persatu. Dimulai dari cerita pembuka, Show Unit. Sebagai sebuah film pembuka, Show Unit tampil sangat buruk. Mencoba tampil berbeda dengan visual hitam putih ala Sin City, malah membuat besutan Rako Prijanto ini tampil konyol, karena tidak didukung dengan pengambilan gambar yang baik. Sehingga terkesan hanya ingin “pamer” saja. Ditambah dengan plot cerita yang dibuat sok misterius meniru Hitchcock, malah membuat penonton bingung dengan apa yang terjadi. Belum lagi banyaknya iklan sponsor yang merebak dimana mana.
Cerita kedua, Titisan Naya. Sebenarnya film garapan Riri Riza ini memiliki potensi untuk menjadi bagus. Apalagi dengan mengambil latar belakang mistis kejawen yang dianut masyarakat Jawa, sehingga terasa sekali “bau” Indonesia-nya. Namun entah kenapa dalam penggarapannya, cerita film ini kurang memuaskan dan tidak terkesan seram sama sekali. Padahal atomosfer yang ditawarkan sudah cukup mendukung. Tetapi kehadiran sosok-sosok hantu berpakaian Jawa kuno yang terkesan dipaksakan, malah membuat film ini menjadi kikuk. Ditambah banyaknya adegan tarian dalam Titisan Naya, akan mengingatkan anda pada horor Thailand berjudul, The Victim.
Peeper, adalah cerita ketiga dan bisa dibilang cerita yang tidak perlu ada dan juga merupakan cerita yang gampang sekali dilupakan. Film karya Robby Ertanto ini terkesan hanya menggumbar keseksian tubuh para pemain wanitanya saja, dan sekali lagi horor Thailand seperti Art Of The Devil dan Bangkok Haunted benar-benar ditiru habis oleh film ini.
Meniru 4bia yang juga memiliki elemen horor komedi didalamnya, cerita keempat, The List, juga menggambil tema yang sama, dengan tujuan untuk menghibur penontonnya agar tidak terlalu tegang. Namun jujur saja, Kita sama sekali tidak terhibur ataupun tertawa, karena memang tidak ada yang lucu didalamnya. Kalaupun ada, berarti mungkin selera humor Kita terlalu tinggi, sehingga tidak bisa menangkap apa yang seharusnya lucu dari film ini =p
Cerita ke lima, The Rescue. Bisa di bilang film ini merupakan terobosan besar untuk sinema horor indonesia yang selama ini hanya didominasi dengan penampakan para dedemit mesum di dalamnya. The Rescue berani mengangkat tema zombie yang bisa dibilang tidak pernah ada dalam sejarah perfilman horor Indonesia. Sebuah usaha dari Raditya Sidharta yang pantas mendapatkan apresiasi lebih, dan kalau saja film ini bisa dibarengi dengan cerita baik dan tidak terkesan terlalu dipaksakan, niscaya The Rescue bisa tampil jauh lebih baik.
Overall, Takut bisa dibilang tampil mengecewakan, dan terbilang jauh di bawah kualitas standar dari para sutradara ternama didalamnya, kecuali Dara tentu saja. Mungkin sudah saatnya filmmaker dalam negeri, belajar dari pengalaman sejarah horor tanah air tempo dulu. Walaupun terlihat jadul dan “primitif”, setidaknya bisa tampil lebih baik dari kebanyakan film horor pada saat ini.
- Title : TAKUT - Faces of Fear
- Director : Riri Riza, The Mo Brothers, Rako Prijanto, Ray Nayoan, Raditya Sidharta, dan Robby Ertanto
- Cast : Mike Muliardo, Shareffa Daanish, Wiwid Gunawan, Epy Kusnandar, Dinna Olivia, Junior Lim, Eva Celia Lesmana, Sogi Indraduaja, Ruben, Shanti, Fauzi Baadilah, Marcella Zalianti, Lukman Sardi
- Release : 2008
- Genre : Horror | Thriller
- Country : Indonesia
- Language : Indonesia
- Official Website : http://www.takutthemovie.com/
Synopsis :
TAKUT - Faces of Fear
6 Cerita, 7 Sutradara, 1 Jeritan
Seperti tidak mau ketinggalan dengan negara Asia lain, yang sudah membuat sebuah horor antologi seperti Three dan 4bia, yang bisa terbilang mendapatkan sambutan hangat dari para penontonnya. Indonesia pun memiliki Takut: Faces of Fear, yang juga merupakan sebuah kompilasi horor dari 6 cerita hasil karya 7 sutadara ternama seperti Rako Prijanto, Riri Riza, Ray Nayoan, Robby Ertanto, Raditya Sidharta, dan The Mo Brothers (Kimo Stamboel & Timothy Tjahjanto). Sudah tentu kehadiran nama-nama sineas terkenal negeri ini menarik banyak kalangan untuk menyaksikan film ini, hal itu terbukti dengan membeludaknya penonton yang menyaksikan film produksi Komodo film ini pada INAFF tahun 2008 lalu.
Namun sayang Takut ternyata tampil jauh di bawah standar dan ekspektasi Kita. Bisa dibilang film yang juga bertaburan banyak bintang ternama ini sangat mengecewakan. Apalagi hampir semua film merupakan plagiat secara menyeluruh, tanpa adanya usaha untuk membuat film ini terasa "berbeda". Memang bisa dibilang susah untuk membuat sebuah cerita orisinil, apalagi jika yang dibuat adalah sebuah film horor, namun setidaknya para sutrdara ternama ini seharusnya mampu memberikan ciri khas tersendiri, sehingga tidak terlalu terkesan "mencontek".
Menurut Kita, tagline film ini benar-benar mencerminkan apa yang sebenarnya ada pada film ini, "“6 cerita, 7 sutradara, 1 jeritan”, karena memang hanya ada satu film yang pantas mendapatkan “jeritan” yaitu, Dara. Walaupun dari cerita juga tidak bisa dibillang orisinil, setidaknya film pendek besutan Mo Brothers ini tampil jauh lebih baik dari lima cerita lainnya. Dengan sinematografi dan set yang luar biasa, ditambah dengan dukungan akting meyakinkan dari Shareefa Daanish yang sangat pantas menjadi sosok Dara, membuat film ini pantas dijuluki “save the best for the last”. Karena memang selain tampil terbaik, film ini juga tampil terakhir dari 6 segmen yang ada
Bagimana dengan film-film lainnya? Akan Kita review satu persatu. Dimulai dari cerita pembuka, Show Unit. Sebagai sebuah film pembuka, Show Unit tampil sangat buruk. Mencoba tampil berbeda dengan visual hitam putih ala Sin City, malah membuat besutan Rako Prijanto ini tampil konyol, karena tidak didukung dengan pengambilan gambar yang baik. Sehingga terkesan hanya ingin “pamer” saja. Ditambah dengan plot cerita yang dibuat sok misterius meniru Hitchcock, malah membuat penonton bingung dengan apa yang terjadi. Belum lagi banyaknya iklan sponsor yang merebak dimana mana.
Cerita kedua, Titisan Naya. Sebenarnya film garapan Riri Riza ini memiliki potensi untuk menjadi bagus. Apalagi dengan mengambil latar belakang mistis kejawen yang dianut masyarakat Jawa, sehingga terasa sekali “bau” Indonesia-nya. Namun entah kenapa dalam penggarapannya, cerita film ini kurang memuaskan dan tidak terkesan seram sama sekali. Padahal atomosfer yang ditawarkan sudah cukup mendukung. Tetapi kehadiran sosok-sosok hantu berpakaian Jawa kuno yang terkesan dipaksakan, malah membuat film ini menjadi kikuk. Ditambah banyaknya adegan tarian dalam Titisan Naya, akan mengingatkan anda pada horor Thailand berjudul, The Victim.
Peeper, adalah cerita ketiga dan bisa dibilang cerita yang tidak perlu ada dan juga merupakan cerita yang gampang sekali dilupakan. Film karya Robby Ertanto ini terkesan hanya menggumbar keseksian tubuh para pemain wanitanya saja, dan sekali lagi horor Thailand seperti Art Of The Devil dan Bangkok Haunted benar-benar ditiru habis oleh film ini.
Meniru 4bia yang juga memiliki elemen horor komedi didalamnya, cerita keempat, The List, juga menggambil tema yang sama, dengan tujuan untuk menghibur penontonnya agar tidak terlalu tegang. Namun jujur saja, Kita sama sekali tidak terhibur ataupun tertawa, karena memang tidak ada yang lucu didalamnya. Kalaupun ada, berarti mungkin selera humor Kita terlalu tinggi, sehingga tidak bisa menangkap apa yang seharusnya lucu dari film ini =p
Cerita ke lima, The Rescue. Bisa di bilang film ini merupakan terobosan besar untuk sinema horor indonesia yang selama ini hanya didominasi dengan penampakan para dedemit mesum di dalamnya. The Rescue berani mengangkat tema zombie yang bisa dibilang tidak pernah ada dalam sejarah perfilman horor Indonesia. Sebuah usaha dari Raditya Sidharta yang pantas mendapatkan apresiasi lebih, dan kalau saja film ini bisa dibarengi dengan cerita baik dan tidak terkesan terlalu dipaksakan, niscaya The Rescue bisa tampil jauh lebih baik.
Overall, Takut bisa dibilang tampil mengecewakan, dan terbilang jauh di bawah kualitas standar dari para sutradara ternama didalamnya, kecuali Dara tentu saja. Mungkin sudah saatnya filmmaker dalam negeri, belajar dari pengalaman sejarah horor tanah air tempo dulu. Walaupun terlihat jadul dan “primitif”, setidaknya bisa tampil lebih baik dari kebanyakan film horor pada saat ini.
(Hary/Kitareview.com)
0 Comment for "Download Film 'Takut - Face of Fear' | 3gp Video"
Berkomentarlah dengan baik, karena komentar yang baik bisa membuat DizaShared lebih baik lagi. ^_^'